Rabu, 16 April 2014

Halo... Sekarang diusahakan untuk rajin memperbaharuin isi blog ini. Tidak harus melulu diisi tentang artikel introvert, test MBTI atau lika-liku hidup anak pendiam. Tetapi bisa diisi hal posittif seperti karya sahabat kita satu ini. Daripada menggalau terus kan?! Ayolah... BANGKIT!!! Biarpun isinya cuma curhatan hati tapi boleh dishare di sini kok. Pendiam kan bukan berarti diam tidak melakukan apa-apa. Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan di banyaknya waktu diam kita.
So chek this out!!!





The Story Love
oleh: Diky Syahreza


 
                Entah kenapa perasaan ini tiba – tiba saja muncul dihatiku namanya selalu terngiang dipikiranku dan wajahnya selalu hadir dalam setiap mimpiku, aku tak mengerti apa ini? Namun aku selalu merasa bahagia bila didekatnya, mungkinkah ini apa yang orang bilang bahwa ini adalah cinta? Cinta? Dulu aku tidak percaya dengan cinta yang katanya bisa membuat orang lupa akan segalanya hanya demi cinta, tapi apa yang mereka katakana berbeda dengan apa yang kukatakan J.
            Cinta?Ya cinta? Bagiku cinta itu hanya sebuah ilusi dimana semua pasangan akan memainkan sebuah drama yang telah diskenariokan oleh cinta, dan skenario itu akan terasa nyata..saaaangat nyata dan kita harus selalu siap menghadapi bencana yang terjadi yaitu putus cinta, diselingkuhi, dan sebangsanya. Namun jangan salahkan cinta karna cinta hanya sutradara, yang salah itu tokoh yang memainkan drama cinta itu.

“Why do you love him?”
Mungkin pertanyaan itu kembali berarak dalam dalam pikiranku, menerobos pori – pori memori kepala. Saat temanku menanyakan hal itu padaku.Aku hanya tertawa memberikan jawaban yang jelas atas pertanyaannya.
“Kamu di Semarang dia di Jakarta.Kenapa gk nyari cowok orang Semarang juga?” tanyanya lagi nada dengan bergurau.Lagi, aku hanya bisa tertawa.Sebenarnya aku memiliki jawaban atas pertanyaan itu.Jawaban yang sudah mendarah daging di setiap lapis tubuhku.Tapi, mungkinkah mereka bisa mengerti dengan jawaban yang kuutarakan.Tidak menganggap statement-ku itu berlebihan?Aku rasa belum tentu. Masalahnya, jawaban itu akan tampak tidak masuk akal bagi mereka. Aku yakin…. nyaris seratus persen semua akan menganggap jawabanku omong kosong belaka.
“Dimakan nasinya,” suara seorang lelaki mengagetkanku, membuat lalu-lalang di kepalaku barusan buyar seketika.
Aku menoleh kearah kiri dan tersenyum kepada lelaki itu.Dia mengenakan skieny jeans abu-abu dan sweater abu-abu, sedang duduk disebelaku, dan tampak menikmati makanan yang sedang dilahapnya dengan penuh semangat seperti semangat para pejuang yang ingin memerdekakan Negara ini hehe.
“Iyah” jawabku sambil memakan nasiku
So… here I am now. Duduk di samping pacarku, setelah sekian lama tak bertemu.Mungkin banyak orang menganggap makan malam bersama pasangan adalah satu hal yang wajar, tidak terlalu istimewa, biasa-biasa saja.Tapi, tidak bagiku. Setiap moment yang mungkin hanyalah hal sepele, tidak akan pernah berwujud sepele bagiku. Rupa ‘si sepele’ itu akan selalu menjadi sangat istimewa untukku. Sekali lagi, mungkin semua orang akan selalu menganggapku berlebihan. Tapi, sungguh…. Inilah yang aku rasa.
Aku selalu suka memperhatikan gerak-geriknya.Cara nya makan.Caranya berbicara.Caranya bercanda.Caranya tersenyum.Bahkan sikapnya yang mungkin bisa membuatku jengkel.Semua selalu aku hirup hingga merekat dinadiku.Suka-duka bersamanya selalu mengalihkan segala perhatianku.
Bagiku, moment-moment bersamanya seperti ini bagaikan suatu penggalan peristiwa yang selalu aku kristalkan dalam berbagai suduk otaku… lekuk hatiku.Bagiku, kebersamaan dengannya adalah suatu moment yang teramat-sangat berharga.Setiap detiknya ingin aku cicipi, ingin aku dekap, keberadaannya disisiku adalah hal yang selalu membuatku merasa nyaman.
Mungkin ini adalah ‘rasa’ dari suatu hubungan jarak jauh.Selama beberapa bulan bersamanya, aku sanggup menjalani Long Distance Relationship yang sungguh tidak mudah.Pada awal kebersamaanku dengannya, tidak jarang aku menangis karena menginginkan keberadaannya disisiku, setiap hari.Bukan setiap beberapa bulan sekali.Pada awalnya, keinginan itu cukup membuatku merasa sedih.Namun pada kenyataannya, aku dan dia sangat jarang berkomunikasi karena sikap cuek yang dimiliki sikapnya yang seperti itu semakin membuatku jengkel dan kesal.
Selama berpacaran dengannya, setiap hari aku jarang sekali mendapat sms atau kabar darinya.Ya itu semua karena sikap cueknya itu yang selalu membuatku merasa kesal ingin menjambak rambutnya.
Tapi, ya, di duniaku penuh dengan dia. Lelaki yang tinggal beda kota dengan tempat tinggalku dengan jarak yang terbentang ratusan kilometer… Tapi ajaibnya, aku selalu merasa dekat dengannya.
“Nyalain skype-nya,” rengekku ditelepon.Rasanya hatiku dihantam rindu yang teramat sangat hingga membuatku ingin menangis.
“Bentar..setengah jam lagi, ya, aku ngerjakan tugas dulu,” terang pacarku dari seberang telepon.
Begitu saja aku memasang tampang cemberut, yang tampaknya sedang serius didepan laptopdikamarnya. Disana di Jakarta. Sementara aku sedang duduk sendirian didepan laptop, didalam kamar, di Semarang.
“Pengen skype-an,” rengekku sekali lagi.
Padahal aku tahu betul kalau pacarku itu sedang bergelut dengan tugas dilaptopnya.
“Sebentar,” ia meminta pengertian dariku.
Aku anya diam, tidak menjawab ucapan pacarku. Menggerutu lebih panjang tampaknya hanya akan membua sudut sudut mataku bekerja keras untuk mengeluarkan bulir bulir bening yang bersembunyi disana.
“Tuh kan, lagi sindrom pramenstruasi, aku lagi yang kena semprot,” ujarnya mencoba menetralkan bad mood-ku
            Ya… memang rasanya aku uring-uringan terus sepanjang hari ini. Karena teoriku, yang namanya lelaki, haruslah siap menghadapi kondisi pacarnya yang tampak seperti “bertanduk” bila sedang berhadapan dengan sindrom pramenstruasi, sindrom dysmenorrhea, dan sebangsanya. Pada masa-masa itulah si perempuan mengalami fluktuasi mood, dan biasanya lagi yang jadi bulan-bulanan paling empuk adalah pacar.
            “Ini malam minggu, orang-orang pada pacaran. Nonton, makan, terus…”
            “Tapi mungkin… enggak semua pasangan ngehabisin waktu berjam-jam, pagi, siang, sore, malam, pagi lagi… buat ngobrol berdua.Walaupun lewat telepon.Bahkan, pas pacarnya lagi tidur, teleponnya enggak direject sampai provider yang mutus sambungan.”
            Skakmat.Rengekan ku dibungkam begitu saja dengan statement pacarku barusan. “Ya… aku pengen ketemu kamu malam ini.”.
            Aku terus memperhatikan monitor laptop yang menampilkan layar skype. Pacarku dengan account Locky_God masih tampak offline.
            “Aku pengen ketemu…”
            Selama lima detik tidak terdengar suara dari seberang sana. Setelah itu tiba-tiba icon account Skype milik pacarku pun menyala.
“iyah, ayo kita ketemu..”
            Detik itu juga, senyumku terbit.
            “Tugas kamu?” tanyaku sentengah merasa bersalah.
            “Nyalain skype sambil aku ngerjakan tugas, enggak apa-apa kan?” Tanya pacarku yang sekarang muncul dilayar laptop.
            Aku menganggukan kepala dengan senyum yang masih berkibar diwajah.Mimik yang pasti tampil di skype di layar laptopnya.
            “Iyah..kamu kerjain tugas aja. Aku nemenin kamu.”
            “iyah..” jawabnya lalu tampak serius menghadapi layar laptop yang tidak terlihat olehku. Pacarku itu me-minimize layar skype-nya kemudian kembali bergelut dengan tab-tab tugasnya. Dengan begini aku merasa mood-ku jauh lebih baik.Lebih hangat.Lebih nyaman.Seolah aku memang sedang menemaninya dari dekat, bukan dari jauh.
            Tuhan maha baik. Dia yang paling mengerti sebesar apa cita dan cintaku untuk lelaki yang hatinya telah kupilih itu. Lelaki itulah yang telah menggandeng hatiku hingga kami bisa bertahan dengan hubungan yang mungkin bagi banyak orang terdengar tidak rasional.
            Suasana malam dijalanan kampung yang tenang dan tak terlalu bising yang sama dengan keadaan hatiku tenang dan nyaman bila bersama pacarku.
            Malamini pacarku berjanji akan mengajak ke suatu tempat yang sudah ia persiapkan dari jauh hari. Aku jadi penasaram tempat apa sih?
            “Nah, sekarang kita sudah sampai.”
            “Kenapa kita kesini?Tempat ini kan mahal.”
            Ia menggandeng tanganku masuk. Kami duduk berdua di sebuah pondok yang telah di-booking sebelumnya.Beberapa lilin dimeja menemani dengan sinarnya.
            Selama makan kami diam seribu bahasa, haya sesekali saling bertatapan dan tersenyum.Suasana malam itu terasa tenteram sekali.Hingga waktu menunjukkan pukul 09.05 malam, kami berniat menyudahi acara tersebut.
            “Gimana mala mini?”
            Aku hanya tersenyum. Habis bingung mau jawab apa, pertanyaannya saja ambigu. Mungkin ia ingin menanyakan perasaanku, senang atau tidak.
            “Ehmm… Katanya, kamu nggak ada uang?Buat makan siang aja nggak ada sampai maag kamu kumat terus.”
            “Ya, kalau untuk diri sendiri memang nggak pernah ada uang, tapi kalau untuk kamu beda cerita.”
            “Jangan-jangan kamu maling uang orang yah?”
            “Enggak lah!Sudahlah nggak usah dibahas!”
            Kami terdiam.
            “Bintangnya bagus ya?” ucapnya seperti difilm-film.
            “iyah, bagus banget,” ucapku bohong.
            Bintang seperti itu kan setiap malam juga ada. Dasar korban televisi.Yah tidak apalah, hitung-hitung mencairkan suasana agar lebih romantis.
            “Eh, sini dong aku bisikin.”
            Ia menarik tanganku. Akupun mendekatkan telinga.
            “Aku sayang kamu.”
            “Aku juga sayang kamu.”
            Kami mendadak tersipu malu layaknya sepasang kekasih yang baru jadian.Hehe.Kami tertawa bersama melihat kejadian itu.
            Mala mini tak mungkin terlupakan.Indah sekali. Rasanya semenjak jarak menjauhkan seperti ini, kami menjadi lebih saling menyayangi, saling menjaga, dan belajar membangun kepercayaan satu sama lain.
            Ah, mungkin inilah indahnya LDR aku dan dia yang tidak bisa dirasakan pasangan lain. Aku merasa bahagia sekali.Terima kasih Tuhan.
            Aku merasa bersyukur punya cowok baik seperti dia. Sayang, dia jauh.Rasa sayang didada hanya bisa aku tunjukkan dengan mengirimkan sms kangen kepadanya.Bagi pacarku itu sudah seperti suntikan semangat.Ini juga membuktikan kalau aku memang cocok sebagai penerus Mario Teguh. Kalau ada yang tertarik, ketik saja REG spasi SMSMOTIVASI! Kirim ke nomor orang tua kalian yah hehe.
            Awal hubungan kami adem ayem, hangat-hangat kuku saja sampai suatu aku menanyakan hal ini padanya.
            “Apa makna hubungan ini bagimu?”
            Dia balas.
            “Kenapa kamu bertanya begitu?”
            Akupun menjawab.
            “Aku terus ditanyai temanku.Apa benar pacar kamu yang di Jakarta benar-benar sayang kamu? Kalau iya… kenapa ia tidak datang menghampiri kamu?”
            Lalu dia pun membalas kembali.
            “Tak peduli apa kata temanmu. Yang terpenting apa perasaanmu kepadaku. Apa perasaanmu untukku.?”
            Akupun tidak membalas smsnya.Beberapa hari kemudian aku mengsmsnya lagi.
            “Apa status kita sekarang?”
            Dapat balasan smsnya.
            “Apa statusmu ke aku?”
            Aku jawab.
            “Kamu pacar aku.”
            Lalu diapun membalas.
            “Kamu adalah kekasihku.”
            Penuh kelegaan, aku hembuskan nafas.Ternyata walau jarang pacaran layaknya orang umum, aku masih punya kekasih.
            Jingga senja hari ini indah dan terasa hangat. Seakan langit melukiskan tubuhnya dengan tinta keemasan yang tak pernah manusia tahu dari mana asalnya.Ombak masih saja berlarian tak kenal lelah meninggalkan buih tepat dihadapan kita.Sementara itu, aku masih bersandar dibahumu.Mencoba menikmati detik saat kita berjalan beriringan dengan tak kalah hangat.Aku tersenyum menatap wajahmu dari samping Sungguh, wajahmu masih dan terus saja memancarkan keikhlasan itu.
            Rupanya pacarku tahu bahwa aku menatapnya.Ia belai rambutku sambil tersenyum, lalu berkata.
            “Tahukah kamu? Aku tak akan membawamu terbang ke langit, menjanjikan istana ditengah lautan, atau mempersembahkan bintang untukmu. Sungguh, aku tak mampu.Aku hanya ingin mengajakmu terus mengerti bahwa kebahagiaan yang kuberikan adalah sederhana mengerti detik kita yang selalu beriringan dalam asa.”
            Aku hanya bisa membalas ucapannya dengan senyuman.Sungguh, aku tak mampu melahirkan kalimat dari Rahim kataku.Aku tahu, bahkan sangat mengerti, tak setiap detik kita bisa berbicara secara langsung seperti saat ini.Butuh waktu untuk dapat bertemu dan berada dalam satu tatapan yang nyata.Namun, kosakataku tercekat oleh semua kejujuranmu. Kamu yang apa adanya.
            Lalu aku pun mencoba memberanikan diri menanyakan hal ini padanya.
            “Kenapa kamu mau menungguku selama beberapa tahun ini?Bukankah aku telah menyakiti kamu?” kataku saat itu sambil menatap wajahnya.
            Dia selalu terlihat tenang, lelaki yang kukenal dengan penuh sifat cueknya, kini mencoba serius untuk menjawab pertanyaanku.
            “Aku tak tahu apa itu hampa yang biasa orang-orang katakana.Tapi, ketika aku tak tahu detik hidupmu, aku merasa ada bagian yang kosong disini,” ucapnya sambil meletakan tangannya didada.
            Aku diam masih memandanginya.
            “Lalu, cukuplah bagiku untuk tahu, bahwa hampa adalah ketika kita tak beriringan.Maka, tetaplah bersamaku,” Lanjutnya masih dengan pembawaan tenang.
Aku tak kuasa menahan bulir-bulir yang memberontak ingin keluar kepermukaan.Aku balas ucapannya dengan segala kerendahan yang kupunya.
“Tidakkah kamu berpikir aku ini adalah cewek jahat, dan mempermainkan hatimu?Tidakkah kamu berpikir, aku tak akan bisa membalas semua kasihmu?”
Dia belai rambutku dengan hangat.
“Aku tak akan mengatakan seberapa besar aku menyayangi kamu. Aku tak akan mengatakan seberapa kuat aku menginginkan kamu. Dan, aku tak akan mengatakan bagaimana aku menantikanmu di setiap detik. Tapi, percayalah aku sungguh menyayangi kamu dengan segala ikhlasku.”
“Aku tak peduli jika saat ini kamu mash memikirkan mantan kamu. Aku tahu, bahkan aku sangat mengerti, bagaimana kamu menyayanginya dan tersakiti oleh kepergiannya yang tiba-tiba.Aku tahu bagaimana rasanya mengetahui jati dirimu yang sebenarnya.Tapi percayalah, aku tak peduli dengan semua itu. Aku akan terus bersabar menunggu hatimu membiru karena aku, bukan mantanmu, atau yang lain,” dia memberikan ku sebuah kecupan dikeningku.
“Tenanglah, aku akan setia menunggu. Aku tak menginginkan bebek lain selain yang berada dihadapanku ini.” Katanya sambil melayangkan satu cubitan di hidungku.
Lalu aku memeluknya erat sambil menikmati detak jantung dan aroma tubuhnya yang hangat itu lagi.
Lalu diapun berkata serius lagi.
“Terima kasih, mut.Aku beruntung memiliki kamu, Aku sangat berterima kasih kepada tuhan karna telah mengijinkan aku bersama kamu lagi, menemani saat aku bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Percayalah semua yang kulakukan hanya untuk masa depan. Dan, kau tahu? Aku ingin mengisi masa depan itu bersama kamu.” Ucapnya sambil menggenggam tanganku erat.
Aku tak lagi sanggup menahan bulir-bulir itu dan membiarkannya terjatuh.Akupun berucap.
“Percayalah, bukan hartamu yang membuatku ingin terus membangun harapan dari rasa yang kamu beri ini, melainkan keikhlasan mu yang tak pernah pudar.Percayalah, bukan karena boneka-boneka yang kamu berikan aku ingin bertemu kamu, tapi karena kata-kata yang kita bagi adalah dialog terbaik yang ingin kuudarakan. Percayalah, bukan karena mas kawin yang kuminta(sementara aku sendiri tak tahu akan kuapakan nanti) aku ingin menjalani hidup bersama kamu, tapi jauh lebih karena kutemukan harapan dan kenyamanan itu dalam dirimu. Percayalah.”Kuucapkan kalimat demi kalimat dengan perlahan.
Pada akhirnya aku percaya, jarak bukanlah sesuatu yang menakutkan.Jarak justru membuatku merasakan bagaimana arti merindu dan dirindukan.

0 komentar:

Tentang KAP

Selamat datang di keluarga kecil Komunitas Anak Pendiam!

Komunitas Anak Pendiam atau sering disingkat dengan KAP. Merupakan sebuah komunitas yang diisi oleh anak-anak pendiam dari seluruh penjuru Indonesia. Kami berharap komunitas ini bisa menjadi tempat bertukar cerita, bertukar pikiran, dan pengalaman dalam menjalani hidup sebagai pendiam.

Paling Banyak Dibaca