
“Kamu tak bisa menerka, mengira dan menebak tentang
diriku, setiap saat aku selalu berubah, baik pikiran,tingkah laku dan yang
lainnya. Kau lihat aku sekarang baik, bisa saja aku menjadi jahat. Aku tak bisa
kamu tebak. Jangan coba menebak sifatku, karena aku bisa berubah – ubah”.
Sedikit terjemahan dari buku yang kubaca, judulnya “Weird” atau bisa diartikan “Aneh”
kata itu juga sering mendarat untuku. Mereka bilang aku aneh, karena tidak
pernah keluar rumah untuk sekedar bersosialisasi. Mereka bilang aku aneh karena
aku selalu berjalan dengan menundukan kepala. Dan mereka bilang aku aneh karena
memberikan ilmuku secara Cuma – Cuma kepada anak – anak disekitar rumah, yang
tak lain adalah anak anak mereka sendiri.
Aku memang aneh, aku mencoba memperbaikinya dengan
mencoba membiasakan diri dengan mengisi
hari – hari dengan berkumpul, walau hanya dengan anak – anak. Karena aku takut,
masih merasa takut jika berkumpul dengan orang yang seumuran denganku. Aku takut
akan kekecewaan, aku takut akan penghianatan, aku takut akan kehilangan, Aku takut.
Walau aku aneh, tak berarti bahwa aku selalu hidup sendiri. Ada empat orang
diluar lingkar keluargaku yang setia menemani. Mereka bilang aku ini tidak
aneh, aku ini istimewa dan harus terus di bimbing. Mereka adalah emas diladang
lumpu bagiku.
Kita bisa memanggilnya, ULI , Lia, Rahma dan Tika.Keempat
orang itu diikatkan oleh tali pertemanan yang mereka lukis dengan tinta
persaudaraan, sangat kuat. Tak pernah bisa dilepaskan oleh apapun. Walau sebesar
apapun masalah yang menerpa mereka, mereka selalu kuat. Karena mereka
melengkapi satu sama lain. Aku orang yang terkahir, mereka bilang aku adalah
pelengkap atau penyempurna bangunan yang belum selesai. Kebiasaan sehari – hari mereka adalah menulis
disebuah blog Cerpen. Berbagi cerita, ide dan semua yang mereka miliki. Semua canda
tawa dan kebiasaan mereka merubahku sedikit demi sedikit. Tapi tidak semuanya,
masih ada sisa diriku yang dulu.
Aku merasa, aku hidup dalam dua dunia yang berbeda,
ketika aku bersama mereka aku bisa merasakan kebahgiaan, ketika aku bersama
yang lainnya, aku merasa kosong, dan hanya aku sendiri didalamnya. Aku penasaran
apa yang membuatku seperti ini. Aku mencari informasi dan Google menjelaskan
bahwa apa yang aku alami ini disebut “ INTROVERT”. Disalah satu blog aku
membaca ulasan tentang introvert seperti ini
“ Apa yg kita bayangkan saat mendengar kata introvert? Apa mungkin
seorang yg pemalu, penyendiri, dll? Jika ada, maka pendapat tsb tidak salah.
Namun juga tidak sepenuhnya betul. Lalu apa sebenarnya introvert itu? Introvert
tentu lawan dr ekstrovert, sebenarnya keduanya ialah prefensi jenis kenyamanan
seseorang.
Introvert
bersifat: Energized by the inner world, inward, quiet, thinks and may act,
values depth of experience. Sedang Ekstrovert: Energozed by the outer world,
outgoing, talkative, acts first think later, values breadth of experience.
Sederhananya introvert adalah orang yg berorientasi ke’dalam’ diri sendiri.
Mereka tertarik pada dunia ide, pemikiran, konsep.
Maka orang
introvert lebih senang dengan kondisi tenang, agar nyaman digunakan u/ berpikir.
‘Sumber energi mental’ mereka didapatkan dari menyendiri. Terkadang sosial
menganggap introvert sbg org yg anti-sosial. Walau suka menyendiri, sebenarnya
tipe introvert juga suka berbagi kepada org lain. Namun tipe org introvert akan
pilih-pilih kepada siapa ia akan berbagi. Maka beruntung jika org introvert
memilihmu dalam berbagi ide. Artinya ia telah nyaman dengan anda, prilakunya ke
anda bisa sangat berbeda dgn org lain yg baru diketahui.
Introvert
bukanlah anti-sosial. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa introvert adlh org
yg memberikan pengaruh besar. Mereka (introvert) mempunyai kemampuan mengambil
keputusan, memelihara hubungan awet (karena pilih-pilih teman), memancarkan
rasa tenang ke sekitar”
Dari artikel
diatas, ada beberapa yang benar – benar aku rasakan dalam diri, ada juga yang
tidak. Aku mencoba memberikan artikel ini ke Lia, membicarakannya. Dengan gaya
bahasa inggrisnya itu lia menjawab
Lia : “
Its oke, If youre Introvert.So what “ .
Aku : “apa
kamu masih mau berteman denganku ?”
Lia : “
A Friends is not see who you are, Listen to me
I am Proud to be Friends With you” aku terdiam
sejenak menatap mata Lia tak percaya.
Lia : “Did
you know ?” aku menggeleng pelan.
Lia : “
I am Introvert Too”
Aku : “Yang
bener ? aku menatap Lia masih tidak percaya”
Lia : “Yes
I am”
Lia : “Oke Listen to me. Youre not Weird but your
Spesial, We are Special”
Aku : “Tapi..
aku tidak pernah bisa menggontrol diriku untuk melakukan sesuatu dan
mengatakan sesuatu. Kadang aku mengatakan apa yang
tidak ingin katakana.
Kadang semua itu terjadi begitu saja. Aku belum bisa
menjadi orang yang special” Lia memeluku, mebisikan kata yang tak pernah aku
dengar sebelumnya dari siapapun “ aku, Uli, Rahma, Tika, akan siap menuntunmu,
aku berjanji” Lia kemudian mengambil handponenya memutar lagu Theme Song
Boboiboy “Bersedia”
“Dengarkanlah, disitu aku berjanji menemanimu” Lia
tersenyum menatapku.
Cerpen ini juga tersedia di :
Kumpulan Cerpen dan Sastra
Cerpen ini juga tersedia di :
Kumpulan Cerpen dan Sastra
0 komentar:
Posting Komentar