SOBAT
KAP, aku minta tanggapan dari kalian, yah...
Entah
itu jelek atau bagus...
Atau
ada yang mau nambahin juga boleh, aku gak keberatan... :D
Ini
merupakan pengalaman ane selama di kampus....
Klo
gak suka silahkan dikomen juga.... XD
Ini
ceritanya....
Entah
mengapa, setiap kali berbincang-bincang dan berinteraksi denganmu, aku selalu
teringat akan sosok dirinya yang sekarang tinggal di luar kota. Lebih tepatnya,
sebuah kota di Jawa Tengah. Sedangkan aku, tinggal di sebuah kota yang ada di
Jawa Timur. Mulai dari gaya bicaranya, hingga tingkahnya pun mirip (meskipun
tidak semuanya mirip). Kalian itu serupa tapi tak sama. Hanya tampang aja yang
membedakan kamu dan dirinya. Ya, kali ini aku mengalami yang namanya Dé jà vu.
Aku kembali merasakan peristiwa 5 tahun yang lalu. Aku masih merasakan sensasi
aneh itu. Sebuah sensasi yang tidak bisa diungkapkan melalui kata-kata. Hanya
aku yang bisa merasakannya.
Pertama
kali aku mengenalmu, aku masih bersifat dingin dan pasif terhadap dirimu.
Bahkan sangat cuek bebek dengan keadaanmu. Aku memang tidak tau dan tidak ingin
tau urusannya orang lain. Hal ini aku lakukan karena aku mempunyai beribu
alasan. Salah satunya yaitu merasa trauma berteman dengan orang lain. Aku sudah
banyak dikecewakan orang lain sejak aku berada di SMA. Hanya ada beberapa teman
SMA ku saja yang mengerti dan menerimaku apa adanya. Kebanyakan dari mereka
hanya memanfaatkan kebaikanku saja. Tapi, lambat laun aku mengenalmu lebih
dalam, aku merasakan hawa bersahabat di dalam dirimu yang mengingatkanku akan sosok
dirinya.
Hatiku
mulai luluh dan trenyuh ketika kamu menolongku pada saat dimana orang lain
kurang peduli terhadap keadaanku. Kau bahkan rela nungguin aku setengah jam
lebih hanya untuk nungguin aku dijemput di depan gerbang kampus pada malam
hari, lebih tepatnya selepas maghrib dan menjelang isya. Sambil menunggu, kau
bercerita banyak hal mengenai dirimu. Mulai dari kamu kecil hingga dirimu yang
sekarang. Suara dan tatapan matamu yang sendu, membuatku ingin menangis. Tapi,
apa daya aku tak bisa melakukan hal ini. Hal ini karena aku memasang topeng
andalanku, yaitu Poker Face. Biarpun begitu, aku menangis di dalam
hatiku. Jauh di lubuk hatiku terdalam, aku merasakan kesedihan yang begitu
mendalam.
Aku
sebenarnya juga merasa heran dan bingung sendiri kenapa aku bisa berteman
dengan teman macam kamu. Senyum sombongmu yang membuatku sebal, tingkah alay
dan konyolmu yang gak ketulungan, hingga senyum tulusmu yang membuat hatiku
menjadi luluh dan trenyuh. Sebenarnya, ada apa dengan kamu? Siapa sebenarnya kamu?
Kenapa kamu bisa membuat hatiku yang awalnya dingin seperti es, bisa berubah
menjadi hangat dan bersahabat? Apa ini mimpi? Apakah ini hanyalah sebuah
fantasi belaka? Ataukah sebuah ilusi yang tidak berujung? Ternyata tidak. Semua
hal ini nyata dan apa adanya. Kamu itu memang benar-benar di luar dugaanku.
Tiba-tiba muncul, tiba-tiba menghilang.
Aku
tidak bisa mengendalikan emosiku ini. Antara bingung, sebal, heran, senang, dan
terharu. Semuanya berkecamuk menjadi satu di hatiku ini. Tiap kali mendapat sms
atau telpon darimu, dadaku terasa sesak entah kenapa. Mendengar suaramu yang
kekanak-kanakan membuat aku rindu dengan dirinya yang jauh dari pandanganku.
Aku selalu berpikir bahwa kenapa kamu peduli dan perhatian sekali dengan
keadaanku. Ini beda sekali dengan temanku yang lain. Mereka hanya mengetahui
bagian luarku saja. Sedangakan kamu dan dirinya mengerti aku luar dan dalam.
Seolah-olah kamu bisa mengerti perasaanku yang hampir selalu diselimuti duka
dan lara.
Aku
kadang bingung sendiri ketika berhadapan denganmu. Aku gak tau harus ngomong
apa. Bisa dibilang, kamu itu nyebelin. Tapi, di lain sisi kamu itu membuat aku
kangen berat. Nyebelin karena omonganmu yang kadang-kadang sarkastik dan
menyindir, kadang-kadang halus. Tapi, lebih banyak halusnya, sih. Kamu sering
banget memberi aku nasehat-nasehat. Kamu juga sering banget memberi aku humor
garing dan tingkah konyolmu. Kamu melakukan ini karena kamu tidak ingin
melihatku dalam keadaan lemah dan berduka. Kamu berusaha membuat aku bangkit
dari keterpurukan yang selama ini aku alami. Kalau boleh jujur, aku sangat
terharu memiliki teman macam kamu. Aku sangat bersyukur bisa memiliki teman
macam dirimu. Mungkin, kamu merupakan harta karunku yang sangat berharga, tidak
bisa ditukar dengan apapun.
Gimana???
Apakah
terlalu lebay bahasanya, atau yang lain???
Read
and Review ditunggu kawan-kawan.... XD
0 komentar:
Posting Komentar